Laman

Selasa, 09 Desember 2014

Bela(h)lah


Hijau , Nyaman, Tenang, belum Aman
Lihatlah mengapa demikian,
Itu semua berkat para Pendahulu kita 
Yakni pejuang kita.


Mereka membela bagaikan harimau 
Mereka berjuang mengusir penjajah
mereka bagaikan kaktus 
tidak pernah lelah bagaikan ulat
bersatu bagaikan semut.
Akankah kita tinggal diam ??
dan tidak mempertahankan perjuangan Beliau-beliau??


Sadarlah wahai umat manusia,
Kapan terakhir kali kau menyanyikan 
lagu Indonesia Raya??
Sadarlah para generasi bangsa??
akankah kita diam saja , 
negara kita di Injak-injak ??
oleh tikus-tikus negara lain??
Sadarlah Anak muda ,,
Janganlah kau Belah tanah airmu,,


Relakah Kita melihat sang saka Merah Putih rusak??
Di Injak-injak harga diri, Martabat dan menginjak-injak mental Kita??
Sadarlah Anak Muda ,,
jadilah Anjing Untuk negara kita,
jadilah Macan untuk Ibu pertiwi kita,
jadilah Kaktus untuk kita sendiri, 
jadilah pembela yang benar ..
janganlah kau Belah Merah Putih,
tapi Bela(h)lah Indonesiaku, Indonesiamu, Indonesia kita.





Bandung, 08-12-2104


Valentinus Pandia

Jumat, 12 April 2013

Anniversary Teater Tjerobong Paberik yang Ke-19

Waktu tidak terasa begitu cepat berlalu , detik demi detik, menit demi menit , menit jadi jam, jam jadi hari, minggu , bulan , hingga akhirnya Tahun. Tibalah satu moment ketika kita hadir atau muncul di dunia ini, dan setiap tahunnya akan mengalami yang namanya ULANG TAHUN, sama halnya dengan manusia, Teater Tjerobong Paberik ( TJP )pun mengalami moment itu, dan tidak kerasa sekarang sudah menginjak usianya ke 19 tahun.

Sedikit sejarah tentang TJP, Teater Tjerobong Paberik(TJP) adalah salah satu Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) yang berada di Bandung , lebih tepatnya di Sekolah Tinggi Teknologi Tekstil, Bandung , Jln. Jakarta No.31 Bandung, dimana UKM ini bergelut di bidang Seni Peran. TJP sendiri berdiri pada tahun 1994, dan di resmikan pada tanggal 11 Feberuari 1995 sebagai UKM di kampus tersebut. Begitu banyak kenangan dan perjuangan untuk memajukan teater ini, untuk mengenal lebih dalam arti seni itu sendiri TJP tidak pernah berhenti berkarya , maka dari iti TJP punya selogan " Dengan Berkarya Kita Ada".     

Untuk merayakan hari peringatan HUT, TJP mrngadakan acara yang di laksanakan pada :
hari/tanggal : 19 April 2013
pukul            : 16.30-selesai
tempat          : Gedung Serba Guna STTTekstil,
                       Jln. Jakarta No.31, Bandung.


Untuk informasi lebih jelas , silahkan kunjungi website ini,,
www.teatertjerobongpaberik.blogspot.com

Selasa, 26 Maret 2013

Defenisi Teater

Definisi Teater

        Teater berasal dari kata Yunani, “theatereatron” (bahasa Inggris, Seeing Place) yang artinya tempat atau gedung pertunjukan. Dalam perkembangannya, dalam pengertian lebih luas kata teater diartikan sebagai segala hal yang dipertunjukkan di depan orang banyak. Dengan demikian, dalam rumusan sederhana teater adalah pertunjukan, misalnya ketoprak, ludruk, wayang, wayang wong, sintren, janger, mamanda, dagelan, sulap, akrobat, dan lain sebagainya. Teater dapat dikatakan sebagai manifestasi dari aktivitas naluriah, seperti misalnya, anak-anak bermain sebagai ayah dan ibu, bermain tokohg-tokohgan, dan lain sebagainya. Selain itu, teater merupakan manifestasi pembentukan strata sosial kemanusiaan yang berhubungan dengan masalah ritual. Misalnya, upacara adat maupun upacara kenegaraan, keduanya memiliki unsur-unsur teatrikal dan bermakna filosofis.
Berdasarkan paparan di atas, kemungkinan perluasan definisi teater itu bisa terjadi. Tetapi batasan tentang teater dapat dilihat dari sudut pandang sebagai berikut: “tidak ada teater tanpa aktor, baik berwujud riil manusia maupun boneka, terungkap di layar maupun pertunjukan langsung yang dihadiri penonton, serta laku di dalamnya merupakan realitas fiktif”, (Harymawan, 1993).
Kata “drama” juga dianggap telah ada sejak era Mesir Kuno (4000-1580 SM), sebelum era Yunani Kuno (800-277 SM). Hubungan kata “teater” dan “drama” bersandingan sedemikian erat seiring dengan perlakuan terhadap teater yang mempergunakan drama lebih identik sebagai teks atau naskah atau lakon atau karya sastra (Bakdi Soemanto, 2001).
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa istilah “teater” berkaitan langsung dengan pertunjukan, sedangkan “drama” berkaitan dengan lakon atau naskah cerita yang akan dipentaskan. Jadi, teater adalah visualisasi dari drama atau drama yang dipentaskan di atas panggung dan disaksikan oleh penonton. Jika “drama” adalah lakon dan “teater” adalah pertunjukan maka “drama” merupakan bagian atau salah satu unsur dari “teater”.
       Dengan kata lain, secara khusus teater mengacu kepada aktivitas melakukan kegiatan dalam seni pertunjukan (to act) sehingga tindaktanduk pemain di atas pentas disebut acting. Istilah acting diambil dari kata Yunani “dran” yang berarti, berbuat, berlaku, atau beraksi. Karena aktivitas beraksi ini maka para pemain pria dalam teater disebut actor dan pemain wanita disebut actress (Harymawan, 1993).
Meskipun istilah teater sekarang lebih umum digunakan tetapi sebelum itu istilah drama lebih populer sehingga pertunjukan teater di atas panggung disebut sebagai pentas drama. Hal ini menandakan digunakannya naskah lakon yang biasa disebut sebagai karya sastra drama dalam pertujukan teater. Di Indonesia, pada tahun 1920-an, belum muncul istilah teater. Yang ada adalah sandiwara atau tonil (dari bahasa Belanda: Het Toneel). Istilah Sandiwara konon dikemukakan oleh Sri Paduka Mangkunegoro VII dari Surakarta. Kata sandiwara berasal dari bahasa Jawa “sandi” berarti “rahasia”, dan “wara” atau “warah” yang berarti, “pengajaran”. Menurut Ki Hajar Dewantara “sandiwara” berarti “pengajaran yang dilakukan dengan perlambang” (Harymawan, 1993).
Rombongan teater pada masa itu menggunakan nama Sandiwara, sedangkan cerita yang disajikan dinamakan drama. Sampai pada Zaman Jepang dan permulaan Zaman Kemerdekaan, istilah sandiwara masih sangat populer. Istilah teater bagi masyarakat Indonesia baru dikenal setelah Zaman Kemerdekaan (Kasim Achmad, 2006).
         Keterikatan antara teater dan drama sangat kuat. Teater tidak mungkin dipentaskan tanpa lakon (drama). Oleh karena itu pula dramaturgi menjadi bagian penting dari seni teater. Dramaturgi berasal dari bahasa Inggris dramaturgy yang berarti seni atau tekhnik penulisan drama dan penyajiannya dalam bentuk teater. Berdasar pengertian ini, maka dramaturgi membahas proses penciptaan teater mulai dari penulisan naskah hingga pementasannya. Harymawan (1993) menyebutkan tahapan dasar untuk mempelajari dramaturgi yang disebut dengan formula dramaturgi. Formula ini disebut dengan fromula 4 M yang terdiri dari, menghayalkan, menuliskan, memainkan, dan menyaksikan.
        M1 atau menghayal, dapat dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang karena menemukan sesuatu gagasan yang merangsang daya cipta. Gagasan itu timbul karena perhatian ditujukan pada suatu persitiwa baik yang disaksikan, didengar maupun dibaca dari literatur tertentu. Bisa juga gagasan itu timbul karena perhatian ditujukan pada kehidupan seseorang. Gagasan atau daya cipta tersebut kemudian diwujudkan ke dalam besaran cerita yang pada akhirnya berkembang menjadi sebuah lakon untuk dipentaskan.
        M2 atau menulis, adalah proses seleksi atau pemilihan situasi yang harus dihidupkan begi keseluruhan lakon oleh pengarang. Dalam sebuah lakon, situasi merupakan kunci aksi. Setelah menemukan kunci aksi ini, pengarang mulai mengatur dan menyusun kembali situasi dan peristiwa menjadi pola lakon tertentu. Di sini seorang pengarang memiliki kisah untuk diceritakan, kesan untuk digambarkan, suasana hati para
tokoh untuk diciptakan, dan semua unsur pembentuk lakon untuk dikomunikasikan.
        M3 atau memainkan, merupakan proses para aktor memainkan kisah lakon di atas pentas. Tugas aktor dalam hal ini adalah mengkomunikasikan ide serta gagasan pengarang secara hidup kepada penonton. Proses ini melibatkan banyak orang yaitu, sutradara sebagai penafsir pertama ide dan gagasan pengarang, aktor sebagai komunitakor, penata artsitik sebagai orang yang mewujudkan ide dan gagasan secara visual serta penonton sebagai komunikan.
       M4 atau menyaksikan, merupakan proses penerimaan dan penyerapan informasi atau pesan yang disajikan oleh para pemain di atas pentas oleh para penonton. Pementasan teater dapat dikatakan berhasil jika pesan yang hendak disampaikan dapat diterima dengan baik oleh penonton. Penonton pergi menyaksikan pertunjukan dengan maksud pertama untuk memperoleh kepuasan atas kebutuhan dan keinginannya
terhadap tontonan tersebut.
       Formula dramaturgi seperti disebutkan di atas merupakan tahap mendasar yang harus dipahami dan dilakukan oleh para pelaku teater. Jika salah satu tahap dan unsur yang ada dalam setiap tahapan diabaikan, maka pertunjukan yang digelar bisa dipastikan kurang sempurna. Oleh karena itu, pemahaman dasar formula dramaturgi dapat dijadikan acuan proses penciptaan karya seni teater.

Senin, 18 Juni 2012

Perjuangan

hidup adalah perjuangan
perjuangan adalah seni ,
seni adalah jiwa, 
jiwa adalah kehidupan,
KEHIDUPAN ADALAH PERJUANGAN

CINTA

CINTA

Satu kata yang banyak mengandung makna,
cinta itu indah ,
bisikannya , desahannya , dan bahkan teriakkan dari CINTA 
sangatlah indah bila kita mengerti arti cinta itu yang sesungguhnya.

Cinta , 
terkadang kita merasa cinta itu tidak ada gunanya,
tidak ada maknanya ,
karena kita sudah menutup mata hati kita akan cinta,
bukalah mata hati kita untuk melihat sisi positif dari cinta.

Hiduplah dengan Cinta maka hari-harimu akan indah, 
karena Hidup tanpa Cinta bagaikan
Taman tanpa Bunga

Mati

Hidup yang kubanggakan saat ini
Seakan tak ada lagi kekurangan 
Bukan ....
Itu semua tidak benar 
Semua itu salah 
Hidup yang kuinginkan selama ini 
Hidup mewah, tak pernah berkepuasan .
Untuk membuathidupku mewah , 
aku tidak segan , memfitnah saudaraku sendiri ,
mencaci , bahkan mencelakainya.
HAHAHAHAHA
Aku kaya, punya segalanya, aku senang ,,
Aku senang melihat saudaraku menderita 
HAHAHA
Aku tidak sadar , kalau aku butuh mereka,
dan ,,,,, semua harta iniu tidak ada gunanya...

Kenapa ???
Kamu tanya kenapa  ???
hahaha
karena kamu , aku , dan kita semua yang ada di sini ,
pada akhirnya pasti akan MATI .
dan hanya tanah 2 x 3 meter untuk kita saudaraku .
karena kita semua akan MATI , MATI ,MATI ....